Web 3.0
Generasi Web 3.0
A. Pengertian
Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web. Web 3.0 memiliki konsep AI (artificial intelligence) atau inteletualitas buatan. Yang dimana AI ini membuat bukan hanya manusia yang dapat berinteraksi satu sama lain, namun satu aplikasi dengan yang lainnya juga dapat melakukan komunikasi atau interaksi satu sama lain. Selain itu, web 3.0 juga sering disebut dengan "semantic web". Semantic web adalah pengembangan web yang dimana konten web ditampilkan tidak hanya dengan formas bahasa manusia tetapi juga dalam format yang dibisa dibaca oleh mesin.
Web 1.0, 2.0, dan 3.0 memiliki perbedaan yang sangat dirasakan oleh penggunanya. Pada web 1.0 pengguna hanya menjadi konsumen dari web, pada web 2.0 pengguna sudah mulai bisa mengalami istilah "share". Dan pada web 3.0 penggunanya dapat merasakan istilah "live".
B. Fitur Utama Web 3.0
Web 3.0 memiliki 4 fitur utama, yaitu:
1. Ubikuitas
Ubikuitas memiliki arti yaitu memiliki kapasitas untuk berada di mana-mana pada waktu yang sama. Web 3.0 mengambil langkah yang lebih jauh sehingga membuat internet menjadi dapat diakses oleh semua orang dimanapun dan kapanpun.
2. Web semantik
Menurut Berners-Less, web semantik memiliki arti yang memungkinkan komputer untuk menganalisis banyak data dari web. Dengan menerapkan web semantik kemungkinan besar mesin dapat memecahkan kode makna dan emosi untukk menganalisis data sehingga pengguna internet akan memiliki pengalaman yang lebih baik didorong oleh konektivitas data yang ditingkatkan.
3. Kecerdasan buatan (AI)
AI adalah kecerdasan yang diperagakan oleh sebuah mesin. Maka dari itu web 3.0 dapat membaca dan menguraikan makna dan emosi yang disampaikan oleh sekumpulan data.
4. Web spasial dan grafik 3D
Web spasial memilii tujuan untuk mengaburkan batas antara fisik dan digital yang merevolusi teknologi grafik dan membawa pengguna ke dunia virtual tiga dimensi (3D).
C. Aplikasi Web 3.0
Web 3.0 memiliki beberapa aplikasi, yaitu:
1. Siri
Siri menggunakan pengenalan suara untuk melakukan sebuah perintah yang kompleks dan dipersonalisasi.
2. Wolfram Alpha
Wolfram Alpha adalah mesin pengetahuan komputasi yang menjawab pertanyaan secara langsung dengan perhitungan bukan memberikan daftar halaman web seperti yang dilakukan oleh sebuah mesin pencari.
D. Dampak Web 3.0
Dengan hadirnya web 3.0, model bisnis yang terdesentralisasi. Menurut Kevin Chou, pembuat konten dapat membangun virtual ekonomi sendiri dengan teknologi blokchain. Ia percaya bahwa teknologi blockchain dapat memimpin dunia menuju ekonomi virtual di era web 3.0.
E. Blockchain
Blockchain adalah suatu transaksi digital yang berdasarkan strukturnya, catatan setiap individu yang disebut dengan blok akan dihubungkan bersama dalam satu daftar yang dikenal dengan chain. Blockchain juga digunkana untuk mencatat kegiatan transaksi yang dilakukan dengan cryptocurrency.
Blockchain juga dapat dikatakan sebagai serangkaian catatan data yang dikelola oleh suatu kelompok komputer yang di dalamnya tidak dimiliki oleh satu entitas apapun. Berbagai blok data diamankan dan diikat satu sama lain dengan menggunakan prinsip kriptografi. Setiap hal yang dibangun di dalam blockchain pada dasarnya bersifat transparan dan setiap orang yang terlibat di dalamnya bertanggung jawab atas tindakan mereka masing-masing. Selain itu blockchain juga tidak memiliki biaya transaksi seperti biaya infrastruktur. Sehingga blockchain adalah cara yang paing sederhana namun cerdik untuk bisa menyampaikan sebuah informasi dari A ke B secara otomatis dan aman.
F. Cara Kerja Blockchain
Teradpat 3 sifat utama dari teknologi blockchain, yaitu:
1. Desentralisasi
Sistem terpusat yang ada saat ini sudah memperlakukan para pengguna yang ada dengan baik selama bertahun-tahun, namun tetap terdapat kelemahan di dalamnya, yaitu tersentralisasi. Seluruh data akan disimpan di dalam satu tempat sehingga mnejadikannya sebagai sasaran yang ampuh untuk para peretas. Selain itu ialah seluruh informasi tidak disimpan oleh satu entitas tunggal.
2. Transparansi
Beberapa orang mengatakan bahwa blockchain dapat memberikan privasi sementara yang lainnya mengatakan bawah blockchain memberikan transparansi.
3. Kekal
Sekali sesuatu sudah diinput ke dalam blockchain maka sesuatu tersebut sidaj tidak bisa dihilangkan atau dirusak.
G. Level Adopsi Blockchain di Startup Indonesia
Teknologi blockchain bisa diadopsi oleh startup di Indonesi dalam beberapa level:
1. Level sangat tinggi
Startup benar-benar dijadikan desentralisasi, dibuat menjadi DAO (decentralized autonomous organization), menerbitkan/menjual governance token untuk pengambiilan keputusan. Seperti contohnya MakerDAO menerbitkan MKS untuk governance.
2. Level tinggi
Sebuah startup melakukan initial coin offering atau intial exchange offeeing dan menerbitkannya dengan utility token
3. Level rendah/sedang
Menggunakan blockchain sebagai salah satu fitur di sebuah startup
H. Benefit Startup Mengadopsi Blockchain
Startup yang masuk ke crypto biasanya mentarget 3 hal berikut:
1. Fundraising
Dalam fundraising, startup yang menggunakan crypto untuk fundraising bisa mengakses investor global dengan cepat karena sifr crypto yang mendemokrasikan investor global dengan cepat karena sifat crypto yang mendemokrasikan fundraising.
2. Acquire customer
Crypto bisa memecahkan masalah chicken and egg problem yang biasa dihadapi startup tradisional, dengan memberikan early ownership (token) bagi early customer dan membantu kita membangun produk dan komunitas.
3. Ekspansi internasional
Startup tradisional sangat sulit untuk melakukan ekspansi internasional, banyak yang harus diurus : Integrasi pembayaran lokal di negara masing-masing, regulasi banking lokal : registrasi akun lokal dan sistem pembayarannya.
Referensi:
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/blockchain-adalah/
https://coinmarketcap.com/alexandria/id/article/what-is-web-3-0
https://digitalis.id/blog/level-adopsi-blockchain-untuk-startup-indonesia-dan-contohnya/
Comments
Post a Comment